Kebahagiaan Seluruh rasa dan panca indera Satu arah satu makna Bagi tatapan mata Bagi raba jiwa Pun simak yang mendalam Menyeluruh sukma Menyeluruh rasa dan jiwa pula Menyusuri meraba lembut senyum simpul bibir keluasan awang-awang Hai cakrawala Kau, begitu dekat di jiwa Hai warna-warna Kau begitu indah di rasa Hai semilir cahaya Kau tak pernah lelah memainkan dahan ranting dedaunan Dalam nada nada rancak meneduhkan Ah resah jadi lunglai Ah gelisah jadi mengkristal Ah desah duka jadi sumringah Aaahhh……………. Bahagia Ketika rasa mulai diasah lemah gemulai Ketika jiwa telah ditumbuh- tanamkan peduli- peka Dan Ketika Raut seonggok daging dalam dada setiap manusia Ketika segenap fikir dalam kepala insan Telah dilepaskan dari kotorannya Dari segala gusar dan gelisah Dari rasa lemah dan sikap bermalasan Dari sikap kerdil tak jantan dan sulit tuk berbagi dengan sesama Dari keadaan tidak realistis melihat kemampuan dirinya hingga terlilit hutang Dan terjamah di bawah telapak kaki orang yang sering menyuguhkan makanan dan minuman Yang menegakkan tiang gubuk dunianya Bahkan menghamparkan kepuasan syahwatnya Orang orang terjajah jiwa raganya Oleh jasa tetangganya Hingga tak hendak bersyukur berterima kasih, bergembira atas nama Tuhannya Oh… bagaimana kiranya Kawan Kita kan mampu melepaskan diri dari itu semua Sementara sifat diri tak pernah ditegakkan dalam cermin yang sebenarnya Siapakah yang kan menjadi penuntun kita ? Oh bagaimana kiranya, hai sahabat Kan lepaskan diri dari hal itu semuanya Sementara harga mati kita bagi suatu sikap dan rasa Bahkan cinta Adalah dalam sekilas seraut wajah dan gebyar keterpenuhan setiap gejolak demi gejolak Selera Sementara tautan kita adalah mereka semua Yang seperti kita Yang tak mampu bertahan dari hentakannya Selera Yang tak bersabar dari setiap janji janji kebahagiaannya Selera Ah… kawan Sungguh aku tak punya bekal bagi itu semua Bahkan kata kata dan tulisan setiap guru kita Tak banyak membantunya Dan benar benar tak bisa melepaskan diri kita dari padanya Melainkan Dengan melembutkan rasa Mengurai jiwa peka pada setiap hal yang berarti kebaikan Dalam pandangan Tuhannya Dan melihat cermin yang utuh dan telah banyak makan asam garam kehidupan Tuk menuntun langkah kita Pada perbaikan Atau jadikanlah seorang sahabat yang bisa menegur dan mendukung salah benar kita Atau jadikanlah pandangan setiap yang tak suka pada kita Sebagai sebuah hal yang menuntun kita Pada perbaikan lembutkan dengan dzikir bersama seluruh rasa yang amat luas pekakan dengan pengalaman bersama jiwa yang yang terbuka selebar- selebar dan ubah watak diri dengan kerendahan hati yang sesungguhnya atas nama Allah Tuhan Yang Maha Besar Kuasa-Nya Sungguh kawan Aku hanya bisa bercerita Dan kita boleh saja merasakan pengalaman yang sesungguhnya Sehingga Tuhan memudahkan jalan kita menapaki ridla-Nya Menyentuh-seluruhkan diri dalam Rahmah-Nya Menjadi berupa sorga Dalam bentuknya yang kasar Tetapi kawan Sungguh Aku tak mampu membayangkan gambar apa saja Bagi sorga Tuhan kita Maka berbuatlah selagi Tuhan membuka jalan kepada-Nya Berbuat sebenar-benarnya Sebaik-baiknya Seindah-indahnya ْﻢُﻜَﻠَﻤَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻯَﺮَﻴَﺴَﻓ ﺍﻮُﻠَﻤْﻋﺍ ﻞﻗﻭ ﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍَﻭ ُﻪُﻟﻮُﺳَﺭَﻭ َ َﻥﻭُّﺩَﺮُﺘَﺳَﻭ ِﺓَﺩﺎَﻬَّﺸﻟﺍَﻭ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺍ ِﻢِﻟﺎَﻋ ﻰَﻟِﺇ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺎَﻤِﺑ ْﻢُﻜُﺌِّﺒَﻨُﻴَﻓ ] ﺔﺑﻮﺘﻟﺍ 105 / Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada ( Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Al-Tauba:105) Wallahua'lam
INGIN KUDEKAP ENGKAU DALAM UKHUWAH
-
(Sebuah Renungan diri)
Karena ikatan kita lemah... Saat keakraban kita merapuh...
Saat salam terasa menyakitkan...
Saat kebersamaan serasa siksaan ..
Saat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar