CATATAN KELUARGA RASULULLAH S*A*W

widgets

QALBU DAN LISAN


Qalbu itu bagaikan panci dalam dada yang mendidih isinya dan siuknya adalah lisannya Oleh karena itu, perhatikanlah seseorang ketika dia bicara karena sesungguhnya lisannyalah yang menyiukkan untuk anda- rasa manis dan rasa kecut, rasa segar dan rasa pahit kandungan hatinya dan memberitahukan kepada anda rasa kandungan hatinya melalui lisannya Mulut seseorang adalah toserba perbendaharaannya Dan kedua bibir mereka adalah kuncinya sedang gigi mereka adalah cakarnya Apabila seseorang membuka pintu toserbanya Akan jelaslah bagi anda baik buruknya Sebaik-baik perkara adalah kalam yang benar, lisan yang fasih dengan wajah yang cerah Dan kata-kata yang lembut yang keluar dari lautan ilmu yang dalam melalui lisan seseorang yang berperangai lembut Kalam yang baik adalah baik dan yang lebih baik daripada kalam adalah maknanya, Dan yang lebih baik daripada maknanya adalah pengamalannya, Dan yang lebih baik dari pengamalannya adalah pahalanya Dan yang lebih baik dari daripada pahalanya adalah Keridhaan dari Tuhan Yang amal itu dikerjakan karena-Nya Barangsiapa yang qalbunya disertai dengan kebaikan, Niscaya keburukan tidak akan dapat membahayakannya Barangsiapa yang disertai dengan keburukan Niscaya kebaikannya tidak berguna baginya Jangan kita menuntut ilmu karena riya Jangan pula kita meninggalkannya karena malu Musibah yang paling besar yang menimpa orang bijak ialah Bila sehari yang dilaluinya tidak menyebabkan ia mendapatkan hadiah dari Tuhannya Yaitu Hikmah yang baru Orang yang bertobat ditangisi oleh tobatnya Orang yang zuhud ditangisi oleh dunia yang ditinggalkannya Dan orang yang shiddiq ditangisi oleh rasa takut kehilangan imannya Barangsiapa yang tidak memperbaiki akalnya Maka ia tidak dapat menyembah Tuhannya dengan baik Wallahu A'lam bisshawwab < BC # JS >

ADAB BERBICARA DALAM ISLAM


Adab Berbicara, Berdebat,Mendengar, dan menolak dalam Islam -------------------------------------------------------- --------- ِمْسِب ِهَّللا نَمْحَّرلا ِ ِميِحَّرلا ADAB BERBICARA 1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS 4 /114 , dan QS 23 /3) , dalam hadits nabi SAW disebutkan: “Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam. ” (HR Bukhari Muslim) 2. Berbicara harus jelas dan benar, sebagaimana dalam hadits Aisyah ra: “Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga bias difahami oleh semua yang mendengar. ” (HR Abu Daud) 3. Seimbang dan menjauhi bertele-tele, berdasarkan sabda nabi SAW: “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara. ” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi dan dihasankannya) 4. Menghindari banyak berbicara, karena kuatir membosankan yang mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il: Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: Wahai abu AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas ’ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas ’ud : Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih) 5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah nabi SAW jika berbicara maka beliau SAW mengulanginya 3
kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau SAW mendatangi rumah seseorang maka beliau SAW pun mengucapkan salam 3
kali. (HR Bukhari) 6. Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi SAW: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat. ” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah) MENJAUHI PERDEBATAN SENGIT, berdasarkan hadits Nabi S.A.W: Sabda Rosullullah S.A.W."""Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia bersalah,niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar syurga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam keadaan ia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah- tengah surga. Dan barangsiapa yang baik akhlaknya niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian surga"" (HR.Abu Dawud, Ath-Tirmidzi) Sabda Rosullullah: “ Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat. ” (HR Ahmad dan Tirmidzi) Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi S.A.W: “Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya. ” (HR Abu Daud) MENJAUHI kata-kata keji, mencela, melaknat, berdasarkan hadits Nabi S.A.W: “Bukanlah seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih) MENGHINDARI BANYAK CANDA, berdasarkan hadits nabi SAW: “Sesungguhnya seburuk- buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa. ” (HR Bukhari) Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk, berdasarkan QS 49 /11 , juga dalam hadits nabi SAW: “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya. ” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya) Menghindari dusta, berdasarkan hadits nabi SAW: “Tanda-tanda munafik itu ada 3 , jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat. ” (HR Bukhari) Menghindari ghibah dan mengadu domba, berdasarkan hadits nabi SAW: “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara. ” (HR Muttafaq ‘alaih) Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadits nabi SAW dari AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari bapaknya berkata: Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu! ” (2 kali), lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya. ” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim) Dan dari Mujahid dari Abu Ma ’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih- lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim) ADAB MENDENGAR 1. Diam dan memperhatikan (QS 50 /37)
2. Tidak memotong/memutus pembicaraan 3. Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis) 4. Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa. 5. Tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari yang berbicara ADAB MENOLAK / TIDAK SETUJU 1. Ikhlas dan menghindari sifat senang menjadi pusat perhatian 2. Menjauhi ingin tersohor dan terkenal 3. Penolakan harus tetap menghormati dan lembut serta tidak meninggikan suara 4. Penolakan harus penuh dengan dalil dan taujih 5. Menghindari terjadinya perdebatan sengit 6. Hendaknya dimulai dengan menyampaikan sisi benarnya lebih dulu sebelum mengomentari yang salah 7. Penolakan tidak bertentangan dengan syariat 8. Hal yang dibicarakan hendaknya merupakan hal yang penting dan dapat dilaksanakan dan bukan sesuatu yang belum terjadi 9. Ketika menolak hendaknya dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara yang dikuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya 10. Saat menolak hendaknya menjaga hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati. SEMOGA MANFAAT,..TRIMS Wamaa taufiiqi illaa biLLAAH, ‘ alaihi tawakkaltu wa ilaihi uniib.

TINGGALKAN JEMPOLMU DISINI YAAA
http://picasion.com/gl/1OgP/
UNTUKMU SAHABATKU

Sahabat titip senyum qu yaa.. Jika suatu saat kita bertemu, ku akan mengambilnya kembali, kemudian memberikannya lg untukmu, dengan penuh ke ikhlasan...

Lewat seorang sahabat yang mulia yaitu Sa'ad bin Abi Waqash radhiyallahu anhu, beliau berkata:
Pada saat kami bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda: ''Apakah seseorang diantara kalian tidak mampu untuk mendapatkan 1000 kebaikan dalam sehari?'' Maka salah seorang yang duduk diantara kami bertanya: ''Bagaimana salah seorang diantara kami mendapatkan 1000 kebaikan?'' Beliau bersabda: ''Bertasbih 100 kali, niscaya ditulis baginya 1000 kebaikan atau dihapus darinya 1000 kesalahan'' - (Hadist Shahih Riwayat Muslim).